Senin, 22 Oktober 2012

Praktikum Kimia : Pembuatan Larutan Standar Asam dari Asam Pekat


JUDUL PRAKTIKUM:
”Pembuatan Larutan Standar Asam dari Asam Pekat”

TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan praktikum kali ini antara lain adalah sebagai berikut:
-          menentukan konsentrasi larutan HCl dan larutan H2SO4 dengan indikator metil orange.
-          menentukan konsentrasi larutan HCl dan larutan dengan indikator phenophtalein.

METODE PRAKTIKUM
A.    Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah:
  1. Labu erlenmeyer
  2. Gelas beker
  3. Pipet tetes
  4. Corong kaca
  5. Gelas ukur
  6. Tabung buret
  7. Statif
  8. Tabung reaksi
  9. Rak tabung reaksi
  10. Tissue
B.     Bahan Praktikum
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
  1. Larutan HCl
  2. Larutan H2SO4
  3. Larutan Na2CO3
  4. Aquades
  5. Indikator metil orange
  6. Indikator phenophtalein (pp)                             
C.    Cara Praktikum
  1. menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
  2. memasukkan 15ml larutan HCl ke dalam labu erlenmeyer.
  3. menambahkan 10ml aquades ke dalam labu erlenmeyer yang telah berisi larutan HCl.
  4. menambahkan 2-3 tetes indikator metil orange pada campuran larutan tersebut.
  5. menitrasi larutan tersebut dengan larutan standar Na2CO3.
  6. mengamati perubahan warna yang terjadi pada larutan tersebut pada saat dititrasi.
  7. mengamati berapa banyak larutan Na2CO3 yang diperlukan saat titrasi dilakukan.
  8. melakukan percobaan kembali (langkah 2 s/d langkah 7) akan tetapi indikator metil orange diganti dengan indikator phenophtalein (pp).
  9. melakukan percobaan kembali dengan menggunakan larutan H2SO4.
  10. memasukkan 15ml larutan H2SO4  ke dalam labu erlenmeyer serta menambahkan 10ml aquades.
  11. menambahkan 2-3 tetes indikator metil orange.
  12. menitrasi larutan H2SO4 dengan larutan Na2CO3.
  13. mengamati perubahan warna yang terjadi pada larutan H2SO4 serta banyaknya larutan Na2CO3 yang diperlukan saat titrasi.
  14. melakukan percobaan kembali (langkah 10 s/d langkah 13) akan tetapi indikator metil orange diganti dengan indikator phenophtalein (pp).
  15. mencatat hasil yang diperoleh dari praktikum.
  16. membuat laporan serta kesimpulan dari hasil praktikum.

 HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Praktikum
Hasil titrasi yang dilakukan pada HCl dengan larutan standar Na2CO3 0.1 N, dengan menggunakan indikator metil orange dan phenolphtalein adalah sebagai berikut.

Tabel 1 .  Hasil titrasi 25 ml larutan asam dengan larutan standar Na2CO3 0,1 N dengan indikator metil orange dan indikator phenolphtalein.
No.
Titran
Volume Titran (ml)
Titrat
Volume Titrat (ml)
Indikator
Normalitas Titrat ( N )
1.
Na2CO3
1
HCl
25
Metil Orange
2,5
2.
Na2CO3
25
HCl
25
Phenophtalein
0, 1
3.
Na2CO3
11
H2SO4
25
Metil Orange
0,2722
4.
Na2CO3
78
H2SO4
25
Phenophtalein
0, 0320

Perhitungan  :
-  Percobaan I . Titrasi HCl dengan Na2CO3 0,1 N menggunakan indicator metil orange
Diketahui  :              N1  =  0,1 N
                     V1  =  25 ml
                     V2  =  1 ml
Ditanya     :  N2  =  ..... ?
Jawab        :  V1 . N1  =  V2 . N2
                     25 . 0,1 =  1 . N2
                     N2         =   2,5 N
-  Percobaan II . Titrasi HCl dengan Na2CO3 0,1 N menggunakan indicator phenolphthalein
Diketahui  :              N1  =  0,1 N
                     V1  =  25 ml
                     V2  =  25 ml
Ditanya     :  N2  =  ..... ?
Jawab        :  V1 . N1  =  V2 . N2
                     25. 0,1  =   25 . N2
                     N2         =   0,1 N
-  Percobaan III  Titrasi H2SO4 dengan Na2CO3 0,1 N menggunakan indicator metil orange
Diketahui  :              N1  =  0,1 N
                     V1  =  25 ml
                     V2  =  11 ml
Ditanya     :  N2  =  ..... ?
Jawab        :  V1 . N1  =  V2 . N2
                     25 . 0,1 =  11 . N2
                     N2         =   0,2722 N
-  Percobaan IV . Titrasi HCl dengan Na2CO3 0,1 N menggunakan indicator phenolphthalein
Diketahui  :              N1  =  0,1 N
                     V1  =  25 ml
                     V2  =  78 ml
Ditanya     :  N2  =  ..... ?
Jawab        :  V1 . N1  =  V2 . N2
                     25 . 0,1  =   78 . N2
                     N2          =   0,0320 N

 Tabel 2.  Perubahan warna yang terjadi saat titrasi
No.
Titran
Titrat
Indikator
Perubahan
Awal
Akhir
1.
Na2CO3
HCl
Metil Orange
Merah muda
Kuning
2.
Na2CO3
HCl
Phenophtalein
Bening
Merah muda
3.
Na2CO3
H2SO4
Metil Orange
Merah muda
Kuning
4.
Na2CO3
H2SO4
Phenophtalein
Bening
Merah muda


B.           Pembahasan
Ilmu pengetahuan dari asam basa khas dengan acid human dan fulvic acid. Pecahan organik larutan yang bereaksi  dan yang direaksikan sangat penting untuk menilai lingkungan sekitar kita. Adanya perbandingan kekuatan bentuk ion dipakai untuk menetukan kedudukan asam basa dari plasma manusia dengan tekanan yang khusus dari sub terkecil asam lemah. Kekuatan titrasi dengan cara DL77 dilengkapi dengan GG-111-pH elektroda berkisar 4,00 7,00 dan 10,00.
Titrasi asam basa digunakan untuk menentukan kadar larutan. Jika salah satu larutan diketahui normalitasnya, maka normalitas larutan yang lain dapat diketahui. Dengan rumus:
V1N1 = V2N2
Pada percobaan kali ini, dilakukan proses titrasi untuk menentukan normalitas suatu larutan standar asam yang akan kita buat. Na2CO3 digunakan sebagai titran untuk mentitrasi larutan HCl yang akan dicari normalitasnya, sedangkan untuk indikatornya digunakan metil orange dan phenolphthalein. Setelah percobaan dilakukan, diperoleh data seperti pada tabel 1. Ternyata, terdapat perbedaan perubahan warna dan banyaknya volume titran yang digunakan, antara titrasi dengan indikator metil orange dan titrasi dengan phenolphtalein .
Larutan HCl (asam klorida) termasuk dalam golongan asam monoprotik dan larutan H2SO4 (asam sulfat) termasuk dalam golongan asam diprotik.
Indikator merupakan komponen asam organik lemah atau basa organik lemah yang dalam larutan akan terionisasi sebagian, dimana warna yang terionisasi akan berbeda dengan yang tidak terionisasi dan warna yang akan dimunculkan tergantung pada yang dominan. Indikator juga dipengaruhi oleh konsentrasi ion hidrogen  yang diserap atau dilepaskan. Adapun reaksi kesetimbangannya dapat dituliskan sebagai berikut.
Asam lemah    :                  HIn                  à        H+   +   In-
Basa lemah      :                In OH                à       OH-   +   In+
                (Warna yg tidak terionisasi)           (Warna yg terionisasi)
Selain itu, tiap indikator mempunyai trayek pH yaitu jarak antara warna bentuk asam dan warna bentuk basa. Misalnya, metil orange mempunyai trayek pH 3,1–4,4 maka pada pH < 3,1 metil orange termasuk dalam bentuk asam dan jika pH > 4,4 metil orange termasuk dalam bentuk basa. Tiap bentuk mempunyai warna perubahannya tersendiri .
Dalam hal ini, indikator yang kita gunakan untuk percobaan adalah metil orange dan phenolphthalein. Keduanya mempunyai sifat karakteristik yang berbeda, baik dalam perubahan warna, trayek pH, atau sifatnya. Untuk lebih mudahnya, dapat dilihat pada tabel berikut.
  
Tabel 3 .  Karakteristik indikator metil orange dan phenolphtalein
No
Indicator
Penggolongan sifat
Warna yang tidak terionisasi
Warna yang terionisasi
Trayek pH
1
Metil Orange
Basa lemah
Dalam lingkungan asam, ion-ionnya memberikan warna merah
Dalam lingkungan basa, anionnya memberikan warna kuning
3,1 – 4,4
2
Phenolphthalein
Asam lemah
Dalam lingkungan asam, ion-ionnya tidak berwarna
Dalam lingkungan basa, anionnya memberikan warna merah keunguan
8,3 - 10

Pada percobaan dengan indikator yang berbeda, maka jumlah volume yang diperlukan untuk mencapai titik akhir titrasi  serta warna yang dihasilkan juga berbeda. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan sifat dan trayek pH masing–masing indikator.
Berdasarkan data percobaan yang diperoleh, terdapat penyimpangan data. Hal ini terjadi karena selain kesalahan praktikan pada proses titrasi, dimungkinkan ada faktor–faktor lain yang mempengaruhi penyimpangan hasil percobaan, yaitu:
  • Ketidaktepatan praktikan dalam menetukan titik akhir titrasi yg dilihat dari perubahan warna.
  • Kurangnya pengecekan terhadap alat–alat yang akan digunakan dalam praktikum, misalnya kebersihan alat–alat serta masih berfungsi/ bagus tidaknya alat tersebut.

PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil percobaan , maka diperoleh simpulan sebagai berikut  :
1.      Normalitas rata-rata dengan indicator metil orange pada HCl lebih kecil daripada normalitas rata-rata dengan indicator phenolptalein.
2.      Perubahan warna yang terjadi dengan menggunakan indicator metil orange lebih cepat daripada dengan indicator phenolptalein.
3.      Titik akhir titrasi adalah titik akhir di mana warna tidak mengalami perubahan ke warna semula.
B. Saran
      Adanya bahan dan waktu yang cukup banyak akan memudahkan praktikan dalam mengulang percobaan sampai berhasil sehingga kevalidan hasil atau data yang didapatkan dari percobaan tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Penggunaan larutan titrat dan indikator yang beragam juga dapat membantu mempertegas kevalidan hasil atau data tersebut.

  
DAFTAR PUSTAKA
1.   Agnes J , Barcza Lajos , Buvari . Acid-base titrations in nonaqueous solvents and solvent mixtures. J.Chem.Educ. 2003;80(15):822.
2.      Ault , Addison . Color changes in indicator solutions . J.Chem.Educ. 2002;79(21):1070.
3.    B Rodriguez , A Roca , MT Sagales , et al . Comparison of conventional night time with automatic or manual daytime CPAP titration in unselected sleep apnea patients. Respir Med. 2004;98(7):619-20.
4.   Cesar R , Edvaldo Sabadini , Pereira , et al . Color changes in indicator solutions an intriguing and elucidative general chemistry experiment . J.Chem.Educ. 2001;78(18):939.
5.  John Zimmerman , Jerold Jacobson . Quantitative techniques in volumetric analysis . J.Chem.Educ. 2000;73(25):1117.
6.      Limniou M, Papadopoulos N . pH titration simulator . J.Chem.Educ. 2003;80(10):709.
7.      Rufaida, Anis Dyah.,dkk. Detik-Detik Ujian Nasional Kimia. Jakarta: Intan Pariwara, 2009.
8.      Sukmariah, M. 1990. Kimia Kedokteran . Jakarta : Binarupa Aksara ,  p.166-8.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar