JUDUL PRAKTIKUM:
”Pembuatan Larutan Standar Asam dari Asam Pekat”
TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan praktikum kali ini antara lain
adalah sebagai berikut:
-
menentukan
konsentrasi larutan HCl dan larutan H2SO4 dengan
indikator metil orange.
-
menentukan
konsentrasi larutan HCl dan larutan dengan indikator phenophtalein.
METODE PRAKTIKUM
A.
Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini
adalah:
- Labu
erlenmeyer
- Gelas
beker
- Pipet
tetes
- Corong
kaca
- Gelas
ukur
- Tabung
buret
- Statif
- Tabung
reaksi
- Rak
tabung reaksi
- Tissue
B.
Bahan Praktikum
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum
ini adalah:
- Larutan
HCl
- Larutan H2SO4
- Larutan
Na2CO3
- Aquades
- Indikator
metil orange
- Indikator phenophtalein (pp)
C.
Cara Praktikum
- menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan.
- memasukkan
15ml larutan HCl ke dalam labu erlenmeyer.
- menambahkan
10ml aquades ke dalam labu erlenmeyer yang telah berisi larutan HCl.
- menambahkan
2-3 tetes indikator metil orange pada campuran larutan tersebut.
- menitrasi
larutan tersebut dengan larutan standar Na2CO3.
- mengamati
perubahan warna yang terjadi pada larutan tersebut pada saat dititrasi.
- mengamati
berapa banyak larutan Na2CO3 yang diperlukan saat
titrasi dilakukan.
- melakukan
percobaan kembali (langkah 2 s/d langkah 7) akan tetapi indikator metil
orange diganti dengan indikator phenophtalein (pp).
- melakukan
percobaan kembali dengan menggunakan larutan H2SO4.
- memasukkan
15ml larutan H2SO4
ke dalam labu erlenmeyer serta menambahkan 10ml aquades.
- menambahkan
2-3 tetes indikator metil orange.
- menitrasi
larutan H2SO4 dengan larutan Na2CO3.
- mengamati
perubahan warna yang terjadi pada larutan H2SO4
serta banyaknya larutan Na2CO3 yang diperlukan saat
titrasi.
- melakukan
percobaan kembali (langkah 10 s/d langkah 13) akan tetapi indikator metil
orange diganti dengan indikator phenophtalein (pp).
- mencatat
hasil yang diperoleh dari praktikum.
- membuat
laporan serta kesimpulan dari hasil praktikum.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Praktikum
Hasil titrasi yang dilakukan pada HCl dengan
larutan standar Na2CO3 0.1 N, dengan menggunakan
indikator metil orange dan phenolphtalein adalah sebagai berikut.
Tabel 1 . Hasil titrasi 25 ml larutan asam dengan
larutan standar Na2CO3 0,1 N dengan indikator metil
orange dan indikator phenolphtalein.
No.
|
Titran
|
Volume Titran (ml)
|
Titrat
|
Volume Titrat (ml)
|
Indikator
|
Normalitas Titrat ( N )
|
|
1.
|
Na2CO3
|
1
|
HCl
|
25
|
Metil Orange
|
2,5
|
|
2.
|
Na2CO3
|
25
|
HCl
|
25
|
Phenophtalein
|
0, 1
|
|
3.
|
Na2CO3
|
11
|
H2SO4
|
25
|
Metil Orange
|
0,2722
|
|
4.
|
Na2CO3
|
78
|
H2SO4
|
25
|
Phenophtalein
|
0, 0320
|
Perhitungan :
- Percobaan I . Titrasi HCl
dengan Na2CO3 0,1 N menggunakan indicator metil orange
Diketahui
: N1
= 0,1 N
V1 = 25
ml
V2 = 1 ml
Ditanya
: N2 =
..... ?
Jawab
: V1 . N1 = V2
. N2
25
. 0,1 = 1 . N2
N2 =
2,5 N
- Percobaan II . Titrasi HCl
dengan Na2CO3 0,1 N menggunakan indicator phenolphthalein
Diketahui
: N1
= 0,1 N
V1 = 25
ml
V2 = 25
ml
Ditanya
: N2 =
..... ?
Jawab
: V1 . N1 = V2
. N2
25.
0,1 =
25 . N2
N2 =
0,1 N
- Percobaan III Titrasi H2SO4 dengan Na2CO3
0,1 N menggunakan indicator metil orange
Diketahui
: N1
= 0,1 N
V1 = 25
ml
V2 = 11
ml
Ditanya
: N2 =
..... ?
Jawab
: V1 . N1 = V2
. N2
25
. 0,1 = 11 . N2
N2 =
0,2722 N
- Percobaan IV . Titrasi HCl
dengan Na2CO3 0,1 N menggunakan indicator phenolphthalein
Diketahui
: N1
= 0,1 N
V1 = 25
ml
V2 = 78
ml
Ditanya
: N2 =
..... ?
Jawab
: V1 . N1 = V2
. N2
25 . 0,1 = 78
. N2
N2 =
0,0320 N
Tabel 2. Perubahan warna yang terjadi saat titrasi
No.
|
Titran
|
Titrat
|
Indikator
|
Perubahan
|
|
Awal
|
Akhir
|
||||
1.
|
Na2CO3
|
HCl
|
Metil Orange
|
Merah muda
|
Kuning
|
2.
|
Na2CO3
|
HCl
|
Phenophtalein
|
Bening
|
Merah muda
|
3.
|
Na2CO3
|
H2SO4
|
Metil Orange
|
Merah muda
|
Kuning
|
4.
|
Na2CO3
|
H2SO4
|
Phenophtalein
|
Bening
|
Merah muda
|
B.
Pembahasan
Ilmu pengetahuan dari asam basa khas dengan acid
human dan fulvic acid. Pecahan organik larutan yang bereaksi dan yang direaksikan sangat penting untuk
menilai lingkungan sekitar kita. Adanya perbandingan kekuatan bentuk ion
dipakai untuk menetukan kedudukan asam basa dari plasma manusia dengan tekanan
yang khusus dari sub terkecil asam lemah. Kekuatan titrasi dengan cara DL77
dilengkapi dengan GG-111-pH elektroda berkisar 4,00 7,00 dan 10,00.
Titrasi asam basa digunakan untuk menentukan kadar
larutan. Jika salah satu larutan diketahui normalitasnya, maka normalitas
larutan yang lain dapat diketahui. Dengan rumus:
V1N1 = V2N2
Pada percobaan kali ini,
dilakukan proses titrasi untuk menentukan normalitas suatu larutan standar asam
yang akan kita buat. Na2CO3 digunakan sebagai titran
untuk mentitrasi larutan HCl yang akan dicari normalitasnya, sedangkan untuk
indikatornya digunakan metil orange dan phenolphthalein. Setelah percobaan
dilakukan, diperoleh data seperti pada tabel 1. Ternyata, terdapat perbedaan
perubahan warna dan banyaknya volume titran yang digunakan, antara titrasi
dengan indikator metil orange dan titrasi dengan phenolphtalein .
Larutan HCl (asam klorida)
termasuk dalam golongan asam monoprotik dan larutan H2SO4 (asam sulfat) termasuk
dalam golongan asam diprotik.
Indikator merupakan komponen
asam organik lemah atau basa organik lemah yang dalam larutan akan terionisasi
sebagian, dimana warna yang terionisasi akan berbeda dengan yang tidak terionisasi
dan warna yang akan dimunculkan tergantung pada yang dominan. Indikator juga
dipengaruhi oleh konsentrasi ion hidrogen
yang diserap atau dilepaskan. Adapun reaksi kesetimbangannya dapat
dituliskan sebagai berikut.
Asam lemah : HIn à H+ + In-
Basa lemah : In OH à OH- + In+
(Warna yg tidak
terionisasi) (Warna yg
terionisasi)
Selain itu, tiap indikator mempunyai trayek pH
yaitu jarak antara warna bentuk asam dan warna bentuk basa. Misalnya, metil
orange mempunyai trayek pH 3,1–4,4 maka pada pH < 3,1 metil orange
termasuk dalam bentuk asam dan jika pH > 4,4 metil orange termasuk
dalam bentuk basa. Tiap bentuk mempunyai warna perubahannya tersendiri .
Dalam hal ini, indikator yang
kita gunakan untuk percobaan adalah metil orange dan phenolphthalein. Keduanya
mempunyai sifat karakteristik yang berbeda, baik dalam perubahan warna, trayek
pH, atau sifatnya. Untuk lebih mudahnya, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3 . Karakteristik indikator metil orange dan
phenolphtalein
No
|
Indicator
|
Penggolongan sifat
|
Warna yang tidak terionisasi
|
Warna yang terionisasi
|
Trayek pH
|
1
|
Metil Orange
|
Basa lemah
|
Dalam lingkungan asam, ion-ionnya memberikan warna merah
|
Dalam lingkungan basa, anionnya memberikan warna kuning
|
3,1 – 4,4
|
2
|
Phenolphthalein
|
Asam lemah
|
Dalam lingkungan asam, ion-ionnya tidak berwarna
|
Dalam lingkungan basa, anionnya memberikan warna merah keunguan
|
8,3 - 10
|
Pada percobaan dengan
indikator yang berbeda, maka jumlah volume yang diperlukan untuk mencapai titik
akhir titrasi serta warna yang
dihasilkan juga berbeda. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan sifat dan
trayek pH masing–masing indikator.
Berdasarkan data percobaan yang
diperoleh, terdapat penyimpangan data. Hal ini terjadi karena selain kesalahan
praktikan pada proses titrasi, dimungkinkan ada faktor–faktor lain yang
mempengaruhi penyimpangan hasil percobaan, yaitu:
- Ketidaktepatan praktikan dalam menetukan
titik akhir titrasi yg dilihat dari perubahan warna.
- Kurangnya pengecekan terhadap alat–alat yang
akan digunakan dalam praktikum, misalnya kebersihan alat–alat serta masih
berfungsi/ bagus tidaknya alat tersebut.
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh
dari hasil percobaan , maka diperoleh simpulan sebagai berikut :
1.
Normalitas
rata-rata dengan indicator metil orange pada HCl lebih kecil daripada
normalitas rata-rata dengan indicator phenolptalein.
2.
Perubahan
warna yang terjadi dengan menggunakan indicator metil orange lebih cepat
daripada dengan indicator phenolptalein.
3.
Titik
akhir titrasi adalah titik akhir di mana warna tidak mengalami perubahan ke
warna semula.
B. Saran
Adanya bahan dan waktu yang cukup banyak
akan memudahkan praktikan dalam mengulang percobaan sampai berhasil sehingga
kevalidan hasil atau data yang didapatkan dari percobaan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan. Penggunaan larutan titrat dan indikator yang beragam
juga dapat membantu mempertegas kevalidan hasil atau data tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Agnes
J , Barcza Lajos , Buvari . Acid-base titrations in
nonaqueous solvents and solvent mixtures. J.Chem.Educ. 2003;80(15):822.
2.
Ault , Addison . Color changes
in indicator solutions . J.Chem.Educ. 2002;79(21):1070.
3. B
Rodriguez , A Roca , MT Sagales , et al
. Comparison of conventional night time with automatic
or manual daytime CPAP titration in unselected sleep apnea patients. Respir
Med. 2004;98(7):619-20.
4. Cesar
R , Edvaldo Sabadini , Pereira , et al
. Color changes in indicator solutions an intriguing
and elucidative general chemistry experiment . J.Chem.Educ. 2001;78(18):939.
5. John Zimmerman , Jerold
Jacobson . Quantitative techniques in volumetric analysis . J.Chem.Educ.
2000;73(25):1117.
6. Limniou M, Papadopoulos N . pH
titration simulator . J.Chem.Educ.
2003;80(10):709.
7. Rufaida, Anis Dyah.,dkk. Detik-Detik Ujian Nasional Kimia.
Jakarta: Intan Pariwara, 2009.
8. Sukmariah, M. 1990. Kimia Kedokteran . Jakarta : Binarupa Aksara , p.166-8.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar